Contoh Makalah tentang Kemacetan di Indonesia
KEMACETAN
DI INDONESIA
Disusun
oleh:
1. Fitria
(1500026011)
2. Ropiah (1500026013)
3. Agie
Efriyandes (1500026023)
4. Nurrahmawati (1500026028)
5. Fatma
Fadhilah (1500026037)
6. Mutiara
Pratama Putri (1500026038)
7. Nadia
Narda Bunari (1500026104)
8. Maghfira (1500026118)
FAKULTAS
SASTRA, BUDAYA, DAN KOMUNIKASI
SASTRA
INGGRIS
UNIVERSITAS
AHMAD DAHLAN
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.,wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia – Nya Penyusunan Makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada junjungan Nabi agung kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
menuntun kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Makalah ini kami
tujukan untuk me menuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester II.
Kami
ucapkan
Terimakasih
Kepada:
1.
Tuhan yang Maha Esa
2.
Rekan – rekan satu kelompok yang telah
membantu penyusunan Makalah ini
3.
Pihak yang lain yang ikut membantu dari
awal hingga akhir yang mungkin tidak dapat kami sebutkan satu per stu
Kami berharap semoga Makalah ini
berguna dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Kami menyadari bahwa Makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi sempurnanya Makalah ini.
Wassalamu’alaikum
wr.,wb.
Yogyakarta,28 Mei 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar........................................................................................................... i
Daftar
Isi…………………………………………………………………………… ii
Bab
I Pendahuluan…………………………………………………………………. 1
A. Latar
Belakang……………………………………………………………….. 1
B.
Rumusan Masalah……………………………………………………………. 1
C. Tujuan
dan
Manfaat.......................................................................................... 1
Bab
II Pembahasan..........…………………………………………………………... 2
A. Pengertian
dan Fungsi Transportasi……................………………….......…... 2
B.
Keadaan Transportasi Indonesia Saat
ini.......................................................... 2
C. Menangani
Kemacetan di
Indonesia................................................................. 3
Bab
III Penutup.......................................................................................................... 7
A.
Kesimpulan......................................................................................................... 7
B. Saran................................................................................................................... 7
Daftar
Pustaka............................................................................................................8
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanpa
sarana transportasi yang memadai maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh
daerah di kepulauan ini. Transportasi merupakan urat nadi Pembangunan Nasioanal
untuk melancarakan arus manusia, barang, maupun informasi sebagai penunjang
tercapainya pengalokasian sumber-sumber perekonomian secara optimal untuk itu
jasa transportasi harus cukup tersedia secara merata dan terjangkau oleh daya beli
masyarakat. Pertambahan penduduk dan luas kota menyebabkan jumlah pengguna lalu
lintas juga meningkat. Sedangkan sistem lalu lintas mendekati jenuh, sehingga
bertambahnya jumlah pengguna lalu lintas berpengaruh besar terhadap lingkungan.
Saat ini di
Indonesia sedang manghadapi masalah yang cukup rumit berkaitan dengan
transportasi. Jumlah penduduk yang semakin bertambah, bersamaan dengan
meningkatnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor memicu
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor.
Pemilihan
sistem transportasi yang kurang sesuai untuk wilayah perkotaan dapat
mengakibatkan terjadinya permasalahan-permasalahan bagi masyarakat maupun
lingkungan. Sehingga timbul kemacetan, terutama di kota kota besar. Perkembangan
teknologi di bidang transportasi dapat menuntut adanya perkembangan teknologi
prasarana transportasi. Kebanyakan dari Negara maju
menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian yang integral dari
pembangunan perekonomian.
Keberhasilan sektor transportasi
dapat dilihat dari kemampuannya dalam menunjang serta mendorong peningkatan
ekonomi nasional, regional dan lokal, stabilitas politik termasuk mewujudkan
nilai-nilai sosial dan budaya yang diindikasikan melalui berbagai indikator
transportasi antara lain: kapasitas, kualitas pelayanan, aksesibilitas
keterjangkauan, dan beban publik.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan transportasi ?
2. Bagaimana
keadaan transportasi di Indonesia ?
3. Bagaimana
cara mengurangi kemacetan terutama di kota-kota besar ?
C.
Tujuan dan Manfaat
Adapun
Tujuan dan manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetaui secara umum tentang dunia transportasi
secara keseluruhan.
2.
Untuk menambah wawasan kita mengenai perkembangan
transportasi di Indonesiaa saat ini.
3.
Memberi saran solusi untuk menangani permasalahan-permasalan
masyarakat maupun lingkungan akibat pemilihan sistem transportasi yang kurang
sesuai.
4.
Sebagai tugas kelompok pada mata kuliah
“Bahasa Indonesia”.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dan Fungsi Transportasi
Transportasi merupakan usaha yang memindahkan, menggerakkan, mengangkut,
atau mengalihkan suatu objek dari satu tempat ke tempat lain, dimana tempat lain objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan - tujuan tertentu.
Fidel Miro, 2005 dalam pengertian lain transportasi diartikan sebagai usaha pemindahan atau pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi yang lainnya
dengan menggunakan suatu alat tertentu.
Fungsi transportasi :
1. Untuk memudahkan aktifitas manusia dalam kehidupan sehari - hari
2. Untuk menunjang perkembangan pembangunan, transportasi
berfungsi melayani pengembangan kegiatan sektor-sektor lain.
3. Memindahkan
atau mengangkut muatan (barang dan manusia)
dari
suatu tempat ke tempat lain, yaitu dari tempat ke tempat tujuan.
4. Transportasi
telah menambah dan menciptakan kegunaan waktu atau time utility.
B. Keadaan
Transportasi di Indonesia saat ini
Sejak mulai ditemukannya roda oleh
Dunlop yang kemudian disempurnakan oleh Charles Kingston Welch dan Erskine Bartlett, berbagai model
sarana transportasi mulai berkembang pesat di seluruh dunia. Tak terkecuali di
Indonesia. Seperti telah kita lihat dari fungsinya, transportasi sangat penting
dalam kehidupan keseharian masyarakat. Banyak masyarakat yang memerlukan transportasi
untuk menjalankan kegiatannya, seperti berbelanja, bekerja, bersekolah, dan
lain sebagainya.
Akan tetapi, banyak masyarakat lebih memilih
menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, sementara
angkutan umum seperti bis, angkot, dan lainnya, jarang atau jauh peminatnya
bila dibandingkan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil.
Hal ini menyebabkan jumlah kendaraan
meningkat dan terus bertambah setiap tahunnya ditambah dengan laju pertumbuhan
yang semakin pesat, serta tidak sebandingya jalan yang tersedia, akibatnya kemacetan pun terjadi. Salah satu
penyebabnya antara lain, tidak seimbangnya penyediaan transportasi umum oleh
pemerintah dengan kebutuhan masyarakat sehingga banyak masyarakat memilih
kendaraan pribadi. Selain itu, rendahnya fasilitas transportasi umum pun
menjadi penyebab masyarakat memilih kendaraan pribadi. Jasa transportasi dan
fasilitas yang diinginkan masyarakat sebenarnya yaitu, efektif dan efisien.
Efektif dan efisien dalam hal ini, antara lain; (1) lancar atau cepat (speed),
(2) aman atau selamat(safety), (3) berkapasitas (capacity), (4) dilaksanakan
dalam frekuensi yang memadai (frequency), (5) teratur (regularity), (6)
komprehensif (comprehensive), (7) bertanggung jawab (responbility), dan (8)
biaya murah (reasonable cost) atau harga terjangkau (affordable price), (9)
kenyamanan (comfort).
Bila kemacetan lalu lintas terjadi
secara terus menerus dan tidak dapat diatasi, akan menciptakan kelumpuhan lalu
lintas kendaraan bermotor secara total, yang berarti akan terjadi keadaan
stagnan atau stagnasi secara menyeluruh. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas di
atas ambang batas terjadi dan dialami disetiap kota besar di Indonesia seperti
Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar, dan lainnya.
C. Menangani
Kemacetan yang ada di Indonesia
Seperti telah diuraikan bahwa jika
kemacetan lalu lintas berjalan secara terus menerus dan tidak dapat diatasi,
maka akan berdampak pada kelumpuhan lalu lintas, dan akan berlanjut lagi pada
kelumpuhan secara total dalam penyelenggaraan pelayanan perkotaan, serta
berbagai pelayanan perkotaan dan pembangunan perkotaan. Untuk itu, perlu
penanganan untuk menghindari dan mencegah terjadinya kelumpuhan lalu lintas.
Banyak langkah strategis yang dapat
dilakukan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di kota besar seperti Jakarta
dan kota-kota besar lainya. Diantaranya yaitu:
1.
Pembuatan marka jalan dan tanda lalu lintas
Marka jalan adalah tanda-tanda yang dicat
dijalan, misalnya zebra cross yang merupakan tempat penyeberangan manusia yang
melintasi suatu jalan. Contoh lainya adalah, garis putih tidak terputus yang
memanjang dan berada di tengah jalan, memberikan petunjuk bahwa si pengendara
kendaraan bermotor dilarang melintasi di luar garis tersebut yang telah
ditentukan guna menekan resiko terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh
tabrakan yang berasal dari arah berlawanan. Dan juga seperti tanda-tanda lalu
lintas guna sebagai pemandu atau petunjuk untuk tata cara berkendara di jalan
agar mengetahui medan yang akan dilalui sekaligus sebagai peringatan agar
menekan resiko terjadinya kecelakaan.
2.
One way traffic (lalu lintas satu arah)
Two ways traffic atau lalu lintas dua arah
yang diterapkan pada suatu jalan, di mana jalan tersebut dibagi dua yang
digunakan untuk melayani arus lalu lintas yang berbeda arahnya. Dalam sistem
ini, kendaraan yang melaju pada masing-masing lajurnya tidak dapat dilakukan
dengan kecepatan yang relatif tinggi, karena lebar perbatasan jalan yang tidak
tersedia cukup luas sehingga pengendara kendaraan bermotor tidak leluasa dalam
menjalankan kendaraanya, apalagi bila jalan yang bersangkutan adalah sempit dan
arus kendaraan yang lewat cukup banyak, sehingga kecepatan kendaraan menjadi
lambat dan arus lalu lintas kendaraan kurang lancar. Maka dari itu, solusinya
adalah diterapkanya sistem lalau lintas satu arah.
Jalan yang tadinya menggunakan
sistem lalu lintas dua arah yang dianggap sempit dan tidak leluasa, maka
setelah menerapkan sistem ini, lalu lintas menjadi lebih leluasa dan arus lalu
lintas dapat berjalan dengan cepat dan lancar. Di kota-kota besar, pada umumnya
jalan perkotaan adalah lebar-lebar, maka lajur jalan untuk berlalu lintas satu
arah akan lebih banyak, yang memberikan manfaat dalam kelancaran arus lalu
lintas.
3.
Keep left (belok kiri jalan terus) dan prohibition to
the right (membatasi belok ke kanan)
Sistem belok kiri langsung dan
membatasi belok ke kanan merupakan bagian dari sistem lalu lintas satu arah.
Belok kiri langsung dimaksudkan untuk mengurangi atau meniadakan sejumlah kendaraan yang menunggu mulut
perempatan. Dengan banyaknya jumlah kendaraan yang melanjutkan perjalanan lurus
ke depan dan akan belok ke kanan ke jalan lain yang bersimpangan, maka otomatis
jumlah kendaraan yang menunggu lebih sedikit dan antrianya jauh lebih tertib
karena tidak ada saling serobotan. Sistem jaringan jalan perkotaan yang
memiliki banyak persimpangan (seperti perempatan) dianggap kurang mendukung
kelancaran arus lalu lintas kendaraan, apalagi dimaklumi bahwa jumlah kendaraan
bermotor selalu bertambah setiap tahunnya.
4.
Clear ways
Clear ways dimaksudkan sebagai suatu
sistem lalu lintas di kota besar, yang melarang kendaraan, yaitu truk dan
sejenisnya untuk melakukan pemuatan atu pembongkaran barang muatan di sejumlah
jalan tertentu. Bukan hanya kegitan pembongkaran dan pemuatan barang, sistem clear
ways dapat pula berupa terapan sebagai larangan parkir kendaraan bermotor.
Sistem clear ways juga terbukti efektif untuk mengatasi kemacetan karena
kendaraan yang mempunyai bobot yang besar dan berjalan lambat tidak mengganggu
arus lalu lintas.
5.
Motor car free (bebas sepeda motor maupun mobil pada
jam tertentu)
Untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan
perkotaan, ada yang merekomendasikan untuk melarang sepeda motor ataupun mobil
yang beroperasi di jalan perkotaan dalam jam-jam tertentu. Dengan menerapkan
rencana tersebut, para karyawan dan mahasiswa untuk tidak menggunakan sepeda
motor untuk bekerja maupun ke kampus, dan digantikan dengan angkutan umum
perkotaan bilamana armada dan kapasitas
angkutan kota itu mencukupi. Namun, disisi lain banyak pengguna kendaraan
bermotor atau mobil merasa keberatan atas rencana tersebut karena menurut
mereka rencana tersebut menghambat waktu mereka untuk melakukan aktifitas dan dirasakan lebih
nyaman menggunakan sepeda motor karena lebih lincah dan cepat.
6.
Pembangunan banyak ruang parkir
Banyaknya jumlah kendaraan bermotor
yang berhenti dan parkir di badan jalan, membuat arus kemacetan semakin
bertambah. Jumlah kendaraan bermotor yang diparkir di badan jalan jumlahya
semakin banyak, merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari ataupun
terelakkan. Hal ini merupakan fenomena penting di daerah perkotaan besar yang
cenderung semakin meningkat. Untuk mengatasi fenomena kecenderungan makin
banyaknya kendaraan bermotor yang parkir di badan jalan, maka dapat dikemukakan
beberapa upaya untuk mengatasinya, diantaranya adalah sebagai berikut:
1)
Pemerintah kota membuat peraturan yang melarang
kendaraan bermotor parkir di badan jalan untuk seluruh ruas jalan pada jam
sibuk seperti pada waktu berangkat kerja dan pulang kerja
2)
Pengelola parkir perkotaan menerapkan parkir kendaraan
bermotor dengan sudut 30 derajat ataupun 45 derajat, yang dimaksudkan untuk
dapat menampung kendaraan parkir yang lebih banyak, walaupun sedikit menyempit
ruang jalan.
3)
Menyelenggarakan pelayanan parkir dengan menggunkan
mesin penghitung lamanya waktu parkir berbasis parkir progresif, untuk
membatasi jumlah kendaraan yang parkir
4)
Pemerintah mewajibkan setiap kantor, rumah sakit,
pasar, hotel, dan sebagainya menyediakan lahan parkir yang cukup baik untuk
tamu, staff pekerja, ataupun pelanggan.
5)
Dan menganjurkan para investor untuk membangun parkir
yang luas dan bertingkat, agar semua kendaraan yang mau parkir bisa terpenuhi
dan pengelolaan tanah pun lebih efisien jika bangunan parkir di buat bertingkat
seperti gedung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemacetan lalu lintas
di Indonesia tidak bisa kita pungkiri. Kemacetan lalu lintas ini sering terjadi
di kota – kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan sebagainya. Faktor
penyebabnya adalah meningkatnya jumlah kendaraan setiap tahun ditambah dengan
laju pertumbuhan yang semakin pesat, serta tidak sebandingnya jalan yang
tersedia. Kemacetan lalu lintas yang tidak segera dicegah dan ditangani dapat
berakibat lumpuhnya lalu lintas yang berdampak buruk bagi penyelengara
pelayanan perkotaan,berbagai kegiatan perkotaan, dan pembangunan perkotaan.
B. Saran
Upaya untuk mencegah
dan mengatasi terjadinya lumpuhnya lalu lintas akibat kemacetan lalu lintas,
antara lain; pemerintah memberikan pelayanan angkutan umum yang efektif dan efisien
untuk masyarakat sehingga masyarakat beralih pada angkutan umum, serta pemerintah
menerapkan sistem motor car free, dan sebagainya seperti yang telah dibahas
pada bab pembahasan
DAFTAR
PUSTAKA
Adisasmita,
Rahardjo. 2015.Analisis Kebutuhan
Transportasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ilham
Malik, IB. 2004. Susahnya Mengurusi Trasnsportasi. Yogyakarta:
Dunia Kata
Satmiko,
Haryo. 2014. Manajemen Krisis
Transportasi. Bandung: Nuansa Cendikia
Adisasmita,
Rahardjo dan Sakti Adji Adisasmita. 2011. Manajemen
Transportasi Darat. Yogyakarta: Graha Ilmu
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteterima kasih
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete